Menimbang-nimbang 3 Paslon di Pilkada Lebak 2024

MAJA, SEKITARMAJA.COM – Jika Anda memiliki Kartu Tanda Penduduk Lebak dan sudah memenuhi syarat untuk memilih dalam Pilkada Lebak tahun ini yang akan digelar 27 November 2024 di TPS terdekat nanti, sekarang Anda mungkin sedang dalam proses menimbang-nimbang pasangan calon mana yang akan Anda pilih.

Dalam tulisan ini, pihak redaksi sekitarmaja.com akan menjelaskan beberapa poin dan gagasan penting dari masing-masing pasangan calon di Pilkada Lebak tahun 2024 ini berdasarkan debat terbuka Pilkada Lebak 2024 yang berlangsung dua kali. Tujuan tulisan ini adalah untuk membantu Anda sebagai warga pemilih untuk menentukan pilihan secara objektif, tanpa memberikan persuasi atau ajakan untuk memilih paslon tertentu.

Sebelumnya kita harus ketahui bersama bahwa ada 3 paslon yang bertanding di arena Pilkada Lebak 2024, yakni Paslon 1 Hasbi Asyidqi Jayabaya-Amir Hamzah (didukung Partai Golkar,Partai Demokrat, PDI-P, PPP, PKB, dan Perindo), Paslon 2 Dede Supriyadi-Virnie Syafitri (didukung Partai Nasdem), dan Paslon 3 Sanuji Pentamarta-Dita Fajar Bayhaqi (didukung PKS, Gerindra, dan Partai Garuda).

Paslon 1 Hasbi Asyidqi Jayabaya-Amir Hamzah (Foto: tangkapan layar YouTube KPU Lebak)

Kekuatan Paslon 1

Selama debat Pilkada yang digelar, paslon 1 selalu memberikan kesan bahwa mereka sangat menguasai data dan kondisi dna karakter masyarakat Lebak di lapangan. Hal ini tak mengherankan sebab Hasbi sendiri meski masih muda (40 tahun) sudah cukup lama makan asam garam sebagai legislator yang mewakili Lebak. Ia menjabat sebagai anggota DPR-RI periode 2014-2019 dan direktur PT. Giri Jaya Putra yang bergerak di bidang konstruksi yang menjadi rekanan pemda dalam penyediaan material pembangunan infrastruktur. Ayah kandungnya ialah mantan bupati Lebak periode 2003-2013 dan kakak kandungnya adalah Iti Octavia Jayabaya, mantan bupati Lebak periode 2014-2023 (sumber: Wikipedia). Jika terpilih, Hasbi bisa dikatakan sukses mempertahankan dominasi Klan Jayabaya di Lebak.

Kekuatan paslon 1 ini terletak pada lingkaran ulama dan pondok pesantren mereka. Mulyadi, ayah Hasbi, memiliki basis dukungan kuat sampai pencalonan mereka direstui oleh para ulama lokal lewat Musyawarah Daerah VI Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (FSPP) di Rangkasbitung pada tanggal 7 Agustus 2024 silam (sumber: detik.com).

Paslon 1 ini mengusung semboyan Lebak RUHAY (Rukun, Unggul, Hegar, Aman, dan Yakin). Paslon ini berjanji membangun jalan yang rusak di banyak desa di Lebak, bangun lebih banyak fasilitas kesehatan (pustu desa), mengedepankan pendidikan yang terjangkau (affordable education), dan sering menyebut akan berupaya keras meningkatkan transparansi dan akuntabilitas anggaran mereka nantinya.

Amir Hamzah sendiri mantan wabup Lebak tahun 2008 hingga 2013. Ia pernah menjabat posisi Kepala Bappeda Lebak dan Ketua Baznas Lebak.

Kelemahan Paslon 1

Dua ‘batu sandungan’ utama paslon ini adalah reputasi dinasti politik Jayabaya dan status Amir Hamzah sebagai mantan terpidana kasus korupsi.

Soal fakta bahwa Hasbi adalah bagian dari Dinasti Jayabaya yang sudah bercokol dari tahun 2000-an (sejak naiknya Mulyadi Jayabaya, ayah Hasbi dan Iti Octavia ke tampuk pemerintahan) memang sudah tidak bisa ditampik lagi.

Bisa dikatakan bahwa kondisi Lebak yang masih sangat memprihatinkan saat ini juga karena kurang maksimalnya tata kelola pemerintahan dari era Mulyadi hingga era Iti. Ayah Hasbi, Mulyadi, juga sempat tersandung isu ijazah palsu (sumber: liputan6.com).

Sementara itu, rekam jejak Amir Hamzah juga jauh dari kata “bersih”. Hal ini juga diangkat oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) jelang Pilkada Lebak 2024. KPK mengajak warga Lebak untuk tidak memilih paslon yang memiliki riwayat korupsi di masa lalunya seperti Amir Hamzah (sumber: radarbanten.co.id).

Menurut detik.com, Amir Hamzah dicokok KPK dan dijebloskan ke bui selama 3,5 tahun dan didenda Rp150 juta subsider 2 bulan penjara karena terbukti telah terlibat dan bersalah dalam kasus suap terhadap mantan Ketua Mahkamah Konstitusi RI Akil Mochtar yang menggemparkan di tahun 2013.

Nama Amir Hamzah turut disebut bersama nama gubernur Banten kala itu, Ratu Atut, dan adik kandung Atut, Tubagus Chaeri Wardana, yang juga suami calon gubernur Banten sekarang Airin Rachmy Diani.

Paslon 2 Dede Supriyadi dan Virnie Syafitri. (Foto: tangkapan layar YouTube KPU Lebak)

Kelebihan Paslon 2

Paslon ini adalah paslon yang memiliki aset kekayaan paling besar dibandingkan 2 paslon lainnya. Tak heran meski cuma didukung partai Nasdem, mereka berani untuk melaju ke pertarungan politik daerah Lebak ini.

Menurut tribunnews.com, aset kekayaan cabup nomor urut 2 (Dede) mencapai Rp202,4 miliar. Sementara itu, aset Hasbi ‘hanya’ Rp10,3 miliar dan Sanuji ‘cuma’ Rp6,9 miliar.

Dede memiliki latar belakang pengusaha. Ia lahir di Lebak 27 Mei 1972 dan menjabat posisi Ketum DPP Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN). Ia mengisi sejumlah posisi C-level di perusahaan besar dan komisaris utama di sederet perusahaan lain. Karier politik Dede sendiri belum begitu cemerlang. Ia pernah mencalonkan diri sebagai caleg DPR RI namun gagal lolos ke Senayan.

Sementara itu, Virnie Syafitri Ismail (45) memiliki modal popularitas di arena Pilkada Lebak 2024. Ia dikenal dulu sebagai pesinetron di tahun 1990-an dan namanya makin melejit saat membintangi program di Trans TV bernama Extravaganza pada tahun 2004. Tak cuma itu Virnie juga tampil di sejumlah film meski bukan aktris utama.

Paslon 2 ini mengunggulkan Program Satu Rumah Satu Sarjana. Dede menyebut pihaknya akan menggelontorkan beasiswa untuk 40 ribu anak-anak Lebak. Tak cuma itu, bakal ada juga skema Beasantri yakni beasiswa khusus santri-santri salafi. Ia juga berjanji menaikkan insentif guru ngaji, menerapkan Kemah Kebangsaan untuk Gen Z yang jauh dari pemahaman Pilar Kebangsaan (Pancasila dan UUD 1945).

Kehadiran Virnie sebagai cawabup dapat memperkaya perspektif di daerah Lebak yang relatif patriarkis. Paslon 2 ini lebih kerap menggunakan sudut pandang ibu dan perempuan dibandingkan dua paslon lain.

Kelemahan Paslon 2

Dalam debat Pilkada Lebak lalu, Dede kurang bisa mengesankan dengan gaya bicara yang kurang meyakinkan dan kurang percaya diri. Ia beberapa kali terlihat gugup, salah ucap, dan membahas hal-hal yang kurang esensial (seperti sangat dinginnya AC di ruangan debat tersebut). Dede juga tampak terlalu sering dan kentara dalam melemparkan pertanyaan soal perempuan ke Virnie seolah ia sendiri tak memahami isu perempuan sama sekali atau kurang percaya diri dengan tingkat pemahamannya soal isu perempuan di Lebak.

Paslon 3 Sanuji-Dita Fajar. (Foto: tangkapan layar YouTube KPU Lebak)

Kelebihan Paslon 3

Paslon 3 mengedepankan semboyan BERSINAR (Bersih, Sinergi, Adil, dan Religius) dalam program pemerintahannya ke depan. Paslon ini dalam berbagai kesempatan seolah menempatkan dirinya sebagai antitesis/ lawan dari paslon 1 yang lekat dengan dinasti dan korupsi.

Paslon ini sangat vokal mengenai perubahan gaya pemerintahan. Sanuji menggarisbawahi kata-kata seperti “perubahan dari gaya lama” dan “tidak memperkaya diri dan keluarga” saat dua debat lalu.

Paslon ini berjanji akan menaikkan insentif guru-guru di semua sekolah baik negeri dan swasta, mengirim para mantri keliling ke desa-desa yang belum ada fasilitas kesehatan/ puskesmas, memberi insentif bagi para kader Posyandu di Lebak.

Sanuji juga menggagas ide skema Kredit Tanpa Agunan bagi masyarakat ekonomi bawah yang saat ini sedang kesulitan mendapatkan modal untuk berusaha. Ia memahami masyarakat butuh pinjaman yang tak mengharuskan jaminan berupa agunan.

Sanuji juga satu-satunya paslon yang menyebut dirinya akan berjanji menggerakkan pembangunan Kota Maja dan Rangkas jika nanti ia terpilih. Dua paslon lain sama sekali tak menyebutkan Maja dalam pernyataan-pernyataan mereka.

Paslon ini juga vokal soal isu Daerah Otoritas Baru Cilangkahan. Sanuji berpendapat jika nantinya pemekaran wilayah ini bisa diwujudkan, hal itu bisa membantu pembangunan dan perkembangan wilayah Lebak Selatan yang dimaksud sebab selama ini wilayah Lebak Selatan dipandang lebih tertinggal dan terlupakan dibandingkan Lebak Utara.

Sanuji sendiri saat ini masih menjabat sebagai wakil walikota Cilegon. Ia juga mendirikan yayasan Islam Al Qudwah yang menaungi sekolah terkemuka di Lebak. Sementara itu, Dita Fajar adalah politisi dan pengusaha muda kelahiran Gunung Kencana, Lebak. Ia dikenal dekat dengan Kaesang Pangarep.

Kelemahan Paslon 3

Ada sejumlah kelemahan paslon ini. Di antaranya ialah beberapa idenya cukup aneh dan di luar nalar. Misalnya Sanuji mengatakan akan menyediakan 1 mobil untuk 1 kecamatan bagi para ibu yang ingin berziarah dan healing/ rekreasi.

Kelemahan lain ialah kontroversi yang ia picu setelah keluarnya pernyataan akan melegalisasi atau membuat legal banyak tambang liar yang beroperasi di Lebak. Dengan legalisasi tambang-tambang liar ini dicemaskan pertambangan yang sudah marak ini makin menggila dan truk-truk tanah yang sudah lalu lalang seperti di Maja, bakal makin memenuhi jalan-jalan di Lebak. Itupun jika Lebak sungguh akan mendapatkan kucuran Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari pertambangan, yang Hasbi kemudian sanggah karena menurut Hasbi aturan perizinan pertambangan tak semudah itu pada kenyataannya. Jika tambang-tambang liar dilegalkan dan PAD tak bertambah atau cuma bertambah sedikit, masyarakat bawah jugalah yang akan menanggung efek buruk eksploitasi alam tanpa upaya rehabilitasi yang membabibuta di seantero Lebak ini. (*/)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *