Perubahan Iklim Turut Picu Kelangkaan Spesies Pohon Identitas Banten Kokoleceran

Tampilan pohon dan buah kokoleceran flora langka khas banten
Kokoleceran, pohon langka khas Provinsi Banten. (Foto: Bobo.grid.id)

MAJA, SEKITARMAJA.COM – Kokoleceran (Vatica bantamensis) adalah tumbuhan endemik misterius dari Ujung Kulon, Banten. Tahun 1989, tumbuhan ini ditetapkan sebagai flora identitas Provinsi Banten.

Ciri-ciri Kokoleceran antara lain adalah tingginya yang bisa sampai 30 meter dengan garis tengah batang pohonnya mencapai 1 meter sehingga bisa dikatakan pohon ini bisa sangat tinggi dan kokoh jika dibiarkan tumbuh secara alami di hutan tanpa gangguan dan intervensi manusia.

Ciri khas Kokoleceran lainnya ialah bentuk daunnya yang memanjang, menjorong atau melanset. Kemudian bunga-bunga yang muncul ditemukan di ujung atas ketiak daun. Buahnya berbentuk agak membulat dan bundar dengan 5 kelopak yang nantinya akan berubah menjadi sayap untuk buahnya.

Saat ini pohon Kokoleceran terbilang sangat langka. Menurut hasil survei tahun 2010, diketahui hanya ada 4 pohon Kokoleceran yang sudah dewasa. Studi terbaru menemukan 280 pohon lainnya di Gunung Payung, TNUK. Statusnya kini kritis dan sudah terancam punah.

Lalu apakah penyebab kelangkaan pohon Kokoleceran ini? Menurut keterangan ahli botani, sejumlah faktor eksternal maupun internal memainkan peran dalam makin langkanya jumlah pohon Kokoleceran ini.

Faktor eksternalnya meliputi upaya eksploitasi Kokoleceran yang makin masif, bencana alam yang memusnahkan banyak pohon Kokoleceran, perubahan iklim yang makin ganas, dan adanya gangguan tumbuhan pengganggu di sekitar habitat asli Kokoleceran.

Sementara itu, sejumlah faktor internal pemicu kelangkaannya adalah kemampuan Kokoleceran dalam bereproduksi yang relatif lebih rendah dan lebih lambat daripada jenis spesies pohon lainnya. Hal ini ditambah dengan jangkauan distribusi Kokoleceran yang lebih terbatas.

Hingga saat ini, sejumlah pihak yang menaruh perhatian pada pelestarian spesies flora langka berupaya melestarikan Kokoleceran dengan cara melakukan konservasi yang bersifat in-situ (dilakukan di habitat aslinya) dan ex-situ (di luar habitat asli Kokoleceran).

Tak hanya itu, upaya pelestarian lainnya mencakup upaya perbanyakan dengan menyebar biji dan anakannya di lingkungan yang lebih kondusif untuk kelangsungan hidupnya. Juga telah dilakukan perbanyakan dengan cara stek dan cangkok. Penelitian in-vitro (penelitian di luar tubuh pohon tersebut di laboratorium) untuk memperbanyak pohon ini juga sudah dimulai.

Kini juga sudah dilaksanakan sebuah program pengenalan kembali pohon Kokoleceran di lokasi hutan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) di Banten.

Karenanya, sebagai warga Banten, kita juga perlu mendukung sepenuhnya pelestarian Kokoleceran sebagai flora identitas Banten. (*/)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *