Banten, Bantam, dan Fakta Indonesia Negara Berpenduduk Terpendek Sedunia

Apakah benar orang Banten itu pendek-pendek? (Foto: KITLV, Koleksi Digital Univ. Leiden Belanda)

MAJA, SEKITARMAJA.COM –  Meski sudah bukan hal yang sama sekali baru, fakta bahwa Indonesia di tahun 2024 ini masih menyandang gelar sebagai salah satu negara dengan penduduk terpendek di seluruh dunia adalah sebuah  kenyataan yang memprihatinkan.

Terpendek di ASEAN dan Dunia

Dilansir dari liputan6.com, menurut data World Population Review rata-rata tinggi badan orang Indonesia ‘hanya’ 166 cm. 

Di samping Indonesia, ada sejumlah negara lain yang masuk dalam daftar ini, yakni Bolivia (168 cm), Filipina (165 cm), Vietnam (168 cm), Kamboja (165 cm), Nepal (164 cm), Ekuador (167 cm), Sri Lanka (168 cm), Nigeria (170 cm), Peru (166 cm).

Bahkan untuk di lingkup ASEAN, tinggi badan rata-rata orang Indonesia masih yang terpendek. Singapura 171 cm dan Malaysia 165 cm.

Tinggi badan memang bukan satu-satunya faktor penentu kesehatan atau kesuksesan seseorang dalam kehidupan. Akan tetapi, tinggi badan tidak bisa disangkal lagi adalah juga salah satu indikator penting ketercukupan gizi seseorang saat tumbuh selama periode emas (5 tahun pertama) yang menjadi fondasi penting dalam hidupnya.

BACA JUGA: Mengenang Rumit dan Susahnya Warga Banten Naik Haji di Masa Kolonial Belanda

Pendek Sejak Dulu

Sejarah juga membuktikan rekam jejak citra pendek manusia Indonesia. Menurut etymonline.com, daerah yang sekarang disebut sebagai Banten, dulunya disebut orang Belanda sebagai “Bantam”.

Jika Anda menyukai olahraga tinju profesional, pastinya Anda juga pernah mendengar kata yang sama: “bantam”. 

Sebagai informasi, kelas bantam diperuntukkan bagi petinju dengan berat badan sekitar 53,524 kg/ 118 lbs. Untuk bantam junior, beratnya 52,163 kg atau 115 lbs. Bantam memang bukan yang terbawah dalam kasta berat badan karena masih ada kelas terbang (50 kg) dan terbang mini atau minimum.

Ternyata usut punya usut, memang asal kata ini adalah nama seorang pejabat Belanda yang ditempatkan di pulau Jawa tepatnya di daerah Banten saat ini.

Karena orang Belanda mungkin kesulitan mengucapkan kata “Banten”, akhirnya mereka menggunakan kata “Bantam” yang terdengar mirip untuk menyebut daerah yang kini menjadi provinsi mandiri di Indonesia.

Kemudian kata “bantam” sendiri mulai populer untuk dipakai menyebut varietas ayam betina Indonesia yang ukuran badannya sangat mungil dan ayam-ayam ini diimpor ke luar Jawa dan dikenal dengan ayam “bantam” karena orang Belanda familiar dengan nama pejabat mereka di Banten. 

Kata tersebut menurut catatan sejarah sudah ditemukan mulai 1749. Jadi umur kata “bantam” ini sudah 275 tahun. Sangat tua!

Dari Ayam ke Ring Tinju

Dalam perkembangannya, kata “bantam” ini kemudian tidak hanya dipakai untuk menyebut ayam betina mini tetapi juga untuk menyebut manusia pendek dan kecil. Perluasan makna tersebut tercatat terjadi mulai tahun 1837, menurut etymonline.com.

Hal ini masuk akal karena memang Banten adalah daerah miskin sehingga tinggi badan sangatlah terpengaruh oleh status gizi mereka. 

Ditambah dengan fakta bahwa orang Belanda adalah tak cuma manusia dengan rata-rata tinggi badan tertinggi di Eropa tetapi juga dunia, makin terlihat mungillah manusia-manusia Banten saat itu di mata penjajah Eropa.

Bahkan sampai sekarang ini, orang Belanda mencatatkan rata-rata tinggi badan 184 cm, yang termasuk tertinggi di dunia dan Eropa. Bahkan orang-orang Skandinavia masih kalah tinggi: Denmark (182 cm) dan Norwegia (182 cm) .

Penggunaan kata “bantam” di dunia tinju profesional saat ini sudah dimulai sejak tahun 1884.

Kata itu dipilih karena sebagaimana tadi sudah disinggung, kata ini digunakan untuk merujuk pada varietas ayam yang ukuran badannya kecil tapi lebih agresif dan memang dipelihara secara khusus untuk tujuan bertarung.

Dan hal itu mengingatkan orang Eropa dengan petinju-petinju berbadan kecil tetapi sangat lincah dan agresif saat di ring tinju.

Berkaca dari catatan sejarah, tampaknya Banten masih harus berjuang untuk melepaskan diri dari citra pendek.

Karena dari data yang dihimpun katadata, persentase kasus balita yang stunting di Banten tahun 2022 masih terbilang tinggi yakni 20%. (*/)

2 thoughts on “Banten, Bantam, dan Fakta Indonesia Negara Berpenduduk Terpendek Sedunia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *