Ultah ke-196, Inilah 13 Fakta yang Belum Banyak Orang Tahu tentang Kabupaten Lebak

pemandangan di bendungan karian lebak banten
Simak sederet fakta menarik soal Lebak. (Foto: Google Maps)

MAJA, SEKITARMAJA.COM – Kabupaten Lebak termasuk kecamatan Maja yang kita tempati saat ini memiliki sejarah yang sangat panjang. Meski bukan kota besar yang menjadi pusat perputaran ekonomi dan pusat pemerintahan negara kita, Lebak sebagai wilayah di sebelah barat Jakarta sudah kerap disinggung dalam catatan sejarah sejak zaman kolonial Belanda.

Berdasarkan teks sejarah dan sejumlah sumber mengenai perkembangan Kabupaten Lebak, berikut adalah 13 fakta menarik mengenai Kabupaten Lebak yang pada tahun 2024 ini genap berusia 196 tahun.

  1. Penetapan Hari Jadi didasarkan pada Staatsblad Nomor 81 tahun 1828, yang merupakan titik awal pembentukan 3 Kabupaten di wilayah bekas Kesultanan Banten. Tanggal 2 Desember 1828 ditetapkan sebagai Hari Jadi Kabupaten Lebak berdasarkan Keputusan DPRD nomor 14/172.2/D-II/SK/X/1986.
  2. Pada awalnya, wilayah Kabupaten Lebak dipimpin oleh Bupati yang diangkat oleh Gubernur Jenderal Inggris (Raffles), yaitu Tumenggung Suradilaga.
  3. Kabupaten Lebak memiliki luas wilayah 304.472 Ha dan merupakan bagian dari wilayah yang sebelumnya dikuasai oleh Kesultanan Banten.
  4. Pada tanggal 19 Maret 1813, Kesultanan Banten dibagi menjadi 4 wilayah: Banten Lor, Banten Kulon, Banten Tengah, dan Banten Kidul, dengan Wilayah Banten Kidul berpusat di Cilangkahan.
  5. Pada tahun 1828, Keresidenan Banten resmi dibagi menjadi 3 Kabupaten: Serang, Caringin, dan Lebak, dengan pembagian wilayah yang mencakup beberapa distrik dan onderdistrik.
  6. Pada tahun 1851, ibukota Kabupaten Lebak dipindahkan dari Warunggunung ke Rangkasbitung berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
  7. Novel legendaris “Multatuli” yang terkenal di Eropa dan seluruh dunia bahkan lahir dari penderitaan masyarakat Lebak di tahun 1860-an akibat kebijakan sistem tanam paksa saat itu. Dari sini, lahirlah kesadaran untuk menegakkan keadilan dalam perdagangan yang kita sekarang kenal sebagai konsep Fair Trade. Dalam konsep ini, para perusahaan dan bisnis diwajibkan untuk membayarkan jumlah upah yang manusiawi bagi buruh-buruh di negara berkembang. Ironisnya di abad ke-21, para buruh masih terus berjuang untuk peningkatan kesejahteraan mereka.
  8. Pada 14 Agustus 1925, Kabupaten Lebak resmi menjadi daerah pemerintahan yang berdiri sendiri, meliputi District Parungkujang, Rangkasbitung, Lebak, dan Cilangkahan. Wilayah Kabupaten Lebak mengalami beberapa perubahan dalam pembagian distrik, termasuk pembentukan District Rangkasbitung, Lebak, Sajira, Parungkujang, dan Cilangkahan.
  9. Terdapat Museum Multatuli di Kota Rangkasbitung yang menjadi ikon kota dan ruang publik untuk mengenal humanisme serta sejarah perjuangan melawan kolonialisme.
  10. Lebak adalah kabupaten terluas di Banten tapi jumlah penduduknya paling sedikit. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, Kabupaten Lebak tercatat sebagai wilayah terluas di Banten dengan luas mencapai 3,305 kilometer persegi dengan populasi total sekitar 1,2 juta jiwa.
  11. Penduduk Lebak didominasi kaum pria. Data menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki mencapai 664.437 jiwa, sementara penduduk perempuan tercatat sebanyak 628.481 jiwa. Dengan demikian, terdapat selisih sekitar 35.956 jiwa lebih banyak penduduk pria dibandingkan perempuan di wilayah ini. Kondisi demografis tersebut menggambarkan karakteristik unik Kabupaten Lebak, yang memiliki kepadatan penduduk rendah namun dengan komposisi gender yang tidak seimbang.
  12. Lebak saat ini di bawah kekuasaan Dinasti Politik Jayabaya. Sejarah dinasti Jayabaya di Kabupaten Lebak dimulai dengan Mulyadi Jayabaya, yang dikenal sebagai JB. Dia menjabat sebagai Bupati Lebak selama dua periode dari 2004 hingga 2014. Setelah itu, putrinya, Iti Octavia Jayabaya, melanjutkan kepemimpinan dan menjabat dua periode dari 2014 hingga 2024. Pada November 2023, Iti mengundurkan diri untuk mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI, namun gagal terpilih. Adiknya, Mochamad Hasbi Asyidiki Jayabaya, dipersiapkan sebagai kandidat dalam Pilkada 2024 setelah gagal terpilih kembali ke Senayan dalam Pemilu 2024. Pada Pilkada Lebak 2024 ia bersama Amir Hamzah (mantan wabup Lebak periode 2008-2013) terpilih sebagai bupati Lebak berdasarkan penghitungan suara Pilkada Lebak 2024.
  13. Penjabat Bupati Lebak setelah Iti Octavia Jayabaya turun adalah Iwan Kurniawan yang dilantik November 2023 lalu. Agustus 2024, Iwan menyatakan pada media bahwa pihaknya akan menindak para pengusaha galian tanah di wilayah kecamatan Curugbitung dan Maja. Tak lama berselang beberapa hari kemudian, Iwan kemudian dicopot dan digantikan oleh Gunawan Rusminto. (*/)
Pj. Bupati Lebak Gunawan Rusminto. (Foto: lebakkab.go.id)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top