Kiat Atasi GERD Agar Tak Berujung Maut

Penyakit GERD tidak boleh disepelekan agar tidak berujung maut. (Foto: Freepik.com)

MAJA, SEKITARMAJA.COM – Salah satu penyakit yang kerap dibahas sekarang ini adalah Gastroesophageal Reflux Disease yang sering disingkat sebagai GERD. Meski bukan termasuk jenis penyakit yang ‘serius’ seperti kanker atau tumor, jika ia tidak ditangani dengan baik, GERD juga bisa menyebabkan kematian mendadak.

Untuk membahas penanganan GERD, sekitarmaja.com mewawancarai dr. Kartika selaku dokter umum yang berpraktik di Klinik Works, Citra Maja City. Berikut petikan wawancara dengan dr. Kartika (K) perihal seluk beluk GERD dan cara penanganannya yang tepat.

SM: Apakah benar bahwa stres dapat memicu gejala GERD? Bagaimana hubungan antara kondisi mental dan kesehatan pencernaan?

K: Stres adalah salah satu faktor pemicu terjadinya gejala dispepsia. Sebelum GERD terjadi, lazimnya kita akan merasakan sindrom dispepsia, yang berupa sensasi terbakar di area ulu hati (epigastrium)  sampai terasa sensasi panas di tenggorokan yang kemudian bisa menyebabkan nafsu makan berkurang.

Hubungan kondisi mental dengan kesehatan pencernaan tentu ada. Penting kita ketahui bersama bahwa respon dari rasa cemas sangat mempengaruhi kondisi tubuh. Rasa cemas berlebihan bisa memicu ketegangan di tubuh. Dapat juga muncul rasa terbakar di area kerongkongan, yang lalu bisa meningkatkan produksi asam lambung. 

SM: Seberapa efektif perubahan gaya hidup dalam mengatasi GERD dibandingkan dengan pengobatan medis? Adakah kombinasi keduanya yang disarankan?

K: Saya sering menjumpai pasien-pasien GERD yang memiliki pekerjaan dengan risiko stres relatif tinggi termasuk dalam pemeriksaan lanjutan.

Jika sudah masuk ke tahap erosif, maka pengobatan GERD seorang pasien akan berlangsung lebih lama. 

Maka dari itu, jika kita sudah mulai mengalami gejala dispepsia, selalu ingat untuk menghindari makanan-makanan ‘sampah’ (junk food) yang rasanya pedas di luar kewajaran. 

Bagi para penderita GERD, juga tidak disarankan makan saat makanan masih panas. Hal itu karena suhu panas makanan dapat lebih mudah memicu produksi asam lambung.

Jika sudah menderita GERD, ingatlah untuk makan lebih sering dengan jumlah porsinya lebih sedikit. 

Setelah makan juga jangan langsung berbaring. Setidaknya atur jarak makan dan berbaring minimal 15 menit. Tujuannya adalah agar makanan tercerna dengan baik dan sempurna dahulu. 

Yang tidak kalah pentingnya yakni menjaga berat badan agar tetap ideal dengan rajin berolahraga.

SM: Mengapa beberapa orang dengan GERD mengalami gejala di malam hari? Apa strategi tidur yang dapat membantu meredakan gejala?

K: Kasus yg terjadi adalah ketidaktahuan atas penyakit yang dialami tubuh. Memang kita tidak bisa menyepelekan GERD. Kadang pasien GERD sering mengeluhkan gejala insomnia dan malah akhirnya mengkonsumsi kopi di malam hari.

Pada akhirnya, GERD bisa muncul tanpa diduga di malam hari. Ada baiknya pasien segera memeriksakan diri begitu ditemukan adanya gejala dispepsia dan jika bisa, langsung lakukan endoskopi (prosedur medis untuk melihat bagian dalam badan dengan alat endoskop) untuk mengetahui kondisi organ pencernaan. 

SM: Apakah ada hubungan antara GERD dan kondisi kesehatan lain seperti asma atau penyakit jantung? Bagaimana GERD dapat mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan?

K: Serangan GERD memang menyerupai gejala chest pain, atau yang sering kita sebut sebagai unstable angina. Tapi perlu diingat kembali bahwa pengendalian diri penting untuk menekan produksi asam lambung.

Olahraga yoga dapat membantu mengelola stres sehari-hari serta mengurangi produksi asam lambung. Jika Anda tinggal di sekitar Maja, Anda bisa mengikuti kelas yoga di Klinik Works setiap hari Sabtu dan Senin untuk mengurangi kecemasan, membantu mengendalikan stres akibat pekerjaan, dan meningkatkan kualitas tidur malam.

Yang juga penting ialah selalu terapkan pola hidup sehat dan beristirahat/ tidur nyenyak di malam hari selama 7-8 jam.

Yang tak kalah penting ialah untuk memastikan apakah Anda memang menderita GERD atau tidak, Anda tidak bisa melakukan self diagnose tetapi harus konsultasi ke dokter.

Bagi Anda yang tinggal di kawasan Citra Maja City, silakan berkonsultasi ke Klinik Works di Ruko Legian, Citra Maja City 2. (*/)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *