MAJA, SEKITARMAJA.COM – Beberapa waktu yang lalu sejumlah warga Citra Maja Raya sempat mengeluhkan lamanya sampah mereka tidak diangkut oleh pihak petugas kebersihan.
Pihak Manajemen Kota Citra Maja Raya memang sudah mempekerjakan sejumlah petugas pemeliharaan kebersihan untuk mengangkut sampah di lingkungan klaster.
Hanya saja, jeda antara waktu pengangkutan bisa sampai berhari-hari sehingga mengundang hewan pengerat seperti tikus ke lingkungan rumah warga.
Sebagian warga mengeluh kantong sampah mereka di depan rumah sampai berhari-hari terlantar tak diangkut truk sampah sehingga dikoyak-koyak oleh tikus atau kucing liar yang mencari makanan.
Sampah untuk Kas Bersama
Namun, ada yang berbeda di subklaster Damar yang berlokasi di klaster Ubud, Citra Maja Raya 2.
Di sana, warga rela mengelola sampahnya secara mandiri dan bahkan bisa menggunakannya sebagai sebuah peluang untuk menyejahterakan diri.
“Kami (paguyuban Damar -red) ajak warga Damar untuk mengumpulkan sampah yang masih memiliki nilai ekonomis untuk dijual kembali dan uang hasil penjualan sampah tersebut dipakai untuk menambah dana kas bersama Damar,” ungkap Choirul Anam, ketua paguyuban Damar pada sekitarmaja.com (10/ 5).
Pengumpul sampah dari luar klaster datang, menimbang, dan membeli sampah warga yang sudah dipilah ini.
Sampah yang dimaksud ialah kardus-kardus bekas, wadah air mineral, kertas-kertas, hingga besi rongsokan yang semuanya bisa ditukar dengan sejumlah rupiah per kilogramnya.
Sejahterakan Warga
Lebih lanjut Choirul menyatakan bahwa aktivitas pemilahan dan penjualan sampah tersebut bisa menggerakkan ekonomi warga Damar pula.
Dana yang terkumpul dapat digunakan untuk memberikan uang tali asih saat ada warga yang sakit hingga dirawat inap di rumah sakit.
Bahkan Damar sendiri telah memiliki mesin pemotong rumput yang dipakai oleh warga Damar sehingga mencegah rerumputan dan ilalang tumbuh terlalu tinggi tanpa harus mengandalkan petugas-petugas pemotong rumput yang bisa 2-3 bulan sekali baru datang.
Tak hanya itu, warga Damar juga memiliki lahan kebun mereka sendiri yang ditanami dengan sayur mayur segar seperti kangkung dan pokchoi secara bersama-sama yang kemudian bisa dipanen dan dibagikan pada warganya atau juga bisa dijual ke pembeli di luar Damar.
Bangun Kesadaran
Cara-cara kreatif warga Damar untuk mengolah sampah menjadi sumber pemasukan tampaknya perlu kita contoh.
Namun, memang harus diakui harus ada kesadaran dari warga sendiri soal pemilahan sampah. Rasa malas harus disingkirkan.
Juga harus dipikirkan mengenai ketersediaan tempat/ spot khusus untuk menaruh sampah yang sudah dipilah warga.
Bila tidak ada spot khusus, ujar Choirul, alternatif lainnya ialah masing-masing warga bisa menyimpan dulu sampah tadi di rumah masing-masing. Baru setelah di hari H datang pihak pembeli sampah, baru warga mengangkutnya ke titik/ pool yang sudah disetujui.
Untuk sampah organik, pengelolaannya bisa dalam bentuk pembuatan biopori. Sampah sisa makanan bisa dimasukkan ke lubang biopori di halaman yang nantinya bakal mempersubur tanah. Dan pastinya mencegah tikus atau kucing mengobrak-abrik sampah sisa makanan Anda.
Alih-alih terus mengeluh soal penanganan sampah yang payah, sudah saatnya warga Citra Maja Raya memiliki inisatif dan komitmen juga untuk memelihara lingkungan secara mandiri dan bisa mendapatkan penghasilan tambahan.
Bagaimana dengan klaster Anda? Apakah tertarik juga untuk mencoba menjual sampah? (*/)