MAJA, SEKITARMAJA.COM – Hati adalah bagian dari manusia yang dalam agama Islam dianggap sebagai penentu baik buruknya seorang manusia. Jika hati seseorang tercemar dan rusak, akibatnya ia juga akan menjadi manusia yang keluar dari jalan lurus yang diberkahi Allah SWT.
Adapun hati harus dijaga dari 6 hal yang bisa merusaknya. Hal pertama yang bisa merusak hati ialah perbuatan dosa yang dilakukan secara berulang kali dan membuat seseorang terlena sehingga membuatnya menunda untuk bertobat nasuha. Konsekuensi dari ini hati akan makin rusak dan tak bisa dikembalikan ke fitrahnya sebagaimana semula.
Hal kedua yang bisa merusak kesucian hati manusia ialah berilmu tetapi tidak mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk dari ini misalnya ialah seseorang yang sudah belajar ilmu bahasa Arab yang sudah ia pelajari tanpa mengajarkan pada orang lain atau mengamalkannya sehingga ilmu ini mandek dalam dirinya, tidak disebarkan secara luas. Kemudian mereka yang perilakunya bertentangan dengan ilmu yang sudah dipelajari juga dianggap merusak kemurnian hati.
Hal ketiga yang bisa merusak hati ialah rasa tidak ikhlas dan tidak tulus yang bisa sangat mudah muncul dalam hati. Ketidakikhlasan dan ketidaktulusan ini bisa muncul saat kita berinteraksi dengan sesama manusia.
Kemudian hal keempat yang merusak hati ialah tidak bersyukur bahkan setelah pemberian rezeki yang berlimpah. Penyebabnya bisa jadi karena kita terlalu membatasi definisi “rezeki” sebagai hal-hal yang bersifat kenikmatan duniawi dan materi semata. Inilah bahaya kufur nikmat.
Hal kelima ialah ketidakrelaan dan keluhan yang muncul saat menerima rezeki dan takdir yang diberikan untuk kita. Kerap kita merasa iri dan tidak merasa berpuas diri dengan apapun yang kita miliki.
Hal keenam yang menjadi perusak hati ialah sudah berulang kali menghadiri pemakaman (takziyah) namun kita tak kunjung belajar dari kematian si fulan yang pasti ada relevansinya dengan kehidupan kita sendiri nantinya setelah meninggal dunia. (*/)