Peneliti Ungkap Keunikan Gereja Bersama Citra Maja City

Gereja Bersama Citra Maja City miliki keunikan di baliknya. (Foto: sekitarmaja.com)

SEKITARMAJA.COM, MAJA – Di balik peresmian rumah ibadah di Citra Maja City hari ini (25/9) oleh Menag Nasarudin Umar, terdapat fakta unik mengenai Gereja Bersama di kawasan ini yang belum diketahui banyak orang.

Gereja Bersama ini menampung para jemaat Kristen Protestan dari setidaknya 21 denominasi (mazhab/ aliran). Hal ini sangat jarang ditemukan setidaknya di Indonesia hingga 2025 mengingat adanya perbedaan-perbedaan tata cara peribadatan antara 1 denominasi dengan yang lain.

Rumitnya Perbedaan

Faktanya kurang lebih 60 persen dari gereja-gereja Protestan di Indonesia adalah gereja suku, yang memakai bahasa daerah dalam ibadah mereka, demikian menurut Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia. 

“Misalnya, Huria Kristen Batak Protestan, memakai bahasa Batak dalam liturgi mereka. Orang non-Batak tentu sulit buat mengikuti ibadah HKBP kecuali ketika ada kata haleluyah dan amin,” terang Andreas Harsono, seorang peneliti kebebasan beragama dan berkeyakinan dari Human Rights Watch yang juga bermukim di Maja, Lebak.

BACA JUGA: Masjid dan Gereja Diresmikan Bersama, Maja Jadi Simbol Nyata Kerukunan Indonesia

Keberadaan bahasa-bahasa suku ini membuat banyak gereja didirikan di berbagai kota di Indonesia seiring dengan perubahan demografi, imbuhnya.

“Banyak pendatang berpindah ke berbagai kota di Indonesia. Ini belum lagi perbedaan denominasi, dari Presbiterian sampai Pantekosta, dari Calvinisme sampai Lutheran,” ucap Andreas yang juga penulis beberapa buku dengan tema kebebasan beragama. Salah satu bukunya berjudul In Religion’s Name: Abuses Against Religious Minorities in Indonesia terbit tahun 2013.

Eksperimen Kehidupan Beragama

Fakta bahwa pengembang Citra Maja City berhasil mendirikan Gereja Bersama untuk menampung maksimal 21 gereja menurut Andreas adalah suatu eksperimen menarik untuk menghemat ruang ibadah Protestanisme, sekaligus mengurangi kemungkinan gesekan dengan mereka yang kurang mengerti akan keberagaman dalam Protestanisme.

Gereja-gereja Kristen di beberapa daerah mayoritas Muslim di Indonesia menghadapi kesulitan yang terus meningkat guna mendapatkan izin membangun gereja, menurut Human Rights Watch. 

“Mereka lantas membangun gereja tanpa izin lengkap. Kini cukup banyak jemaat Kristen yang khawatir tentang kemungkinan pembongkaran gereja mereka lebih lanjut. Di Bekasi saja, lebih dari 20 gereja HKBP yang menjalankan gereja tanpa izin bangunan,” ujarnya.

Satu kasus yang menyita perhatian ialah kasus HKBP Filadelfia. Pemerintah daerah Bekasi bahkan menolak mengeluarkan izin bangunan pada HKBP Filadelfia, kendati Mahkamah Agung memutuskan semua persyaratannya sah dan lengkap, pungkas Andreas.

Tak heran pendirian Gereja Bersama yang telah beroperasi sekaligus Gereja Katholik yang kini masih dalam proses pembangunan di Citra Maja City merupakan preseden yang baik dalam hal kerukunan umat beragama di wilayah Lebak, Banten. (*/)

BACA JUGA: Menag Hadiri Peresmian Rumah Ibadah Citra Maja City

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top