
MAJA, SEKITARMAJA.COM – Salah satu faktor memilih hunian (rumah) dalam sebuah kawasan pengembangan properti ialah tingkat keamanan dari ancaman tindakan kriminal seperti pencurian, perampokan, dan sejenisnya.
Tanpa adanya jaminan keamanan yang baik, mustahil masyarakat mau untuk memiliki unit rumah di sebuah kawasan.
Keamanan Maja Terjamin
Berdasarkan survei mini yang diadakan baru-baru ini oleh sekitarmaja.com melalui Instagram, sebanyak 71% dari total 38 responden yang menyatakan diri memiliki unit rumah di Kota Publik Maja mengatakan kawasan Maja terbilang aman dari tindakan kriminal yang lazim terjadi sepanjang masa mudik Lebaran/ Idulfitri.
Kemudian sebanyak 18% menyatakan mereka meyakini Maja aman tetapi masih melakukan tindakan preventif pengamanan lingkungan secara swadaya (dalam bentuk piket siskamling oleh warga sendiri saat sekuriti cuti Lebaran).
Sementara itu, sisanya sebanyak 13% menyatakan mereka pernah mengalami kejadian tidak mengenakkan berupa pencurian/ pembobolan saat rumah ditinggal mudik pemiliknya saat musim liburan Lebaran seperti sekarang.
Dari hasil survei mini ini bisa disimpulkan bahwa kawasan Kota Publik Maja memiliki tingkat keamanan yang relatif baik sehingga warga tidak perlu terlalu khawatir untuk meninggalkan rumah untuk mudik.
Hasil Kolaborasi Pengembang dan Warga
Di saat bersamaan, pihak pengembang Ciputra Residence juga terus meningkatkan upaya pengamanan kawasan selama musim mudik Lebaran 2025 ini.
Perlu diketahui bahwa pihak pengembang menyediakan tenaga sekuriti profesional hanya untuk klaster-klaster jenis real estate. Pengembang juga menginstruksikan para petugas sekuriti ini untuk berpatroli secara berkala di lingkungan perumahan dan ruko-ruko yang berada di jalan utama terutama saat malam hingga dini hari.
Untuk klaster jenis rumah sederhana, tenaga keamanan adalah petugas sekuriti diambil dari warga sekitar yang diupah secara patungan oleh pihak pengembang dan warga klaster yang bersangkutan.
Gate atau portal dan kamera keamanan (CCTV) untuk pengawasan keluar masuknya orang ke dalam lingkungan klaster juga biasanya dibuat dengan dana swadaya dari warga klaster tersebut sendiri-sendiri.
Misalnya pengadaan kartu akses jenis RFID (Radio Frequency Identification) sebagaimana yang diterapkan di Klaster Canggu Citra Maja City ini adalah hasil swadaya warga klaster tersebut. Di klaster-klaster lainnya hingga kini belum ada.
Dengan demikian, hanya warga yang memiliki kartu RFID khusus yang bisa masuk ke lingkungan Klaster Canggu. Langkah ini bisa memperkecil kemungkinan masuknya orang asing atau pihak yang berniat kurang baik ke dalam lingkungan klaster. (*/)