Menyibak Kepercayaan Masyarakat Lokal terhadap Ikan Keramat

MAJA, SEKITARMAJA.COM – Kehebohan terjadi hari ini Jumat sore (31/5) setelah warga Maja Bubulak berhasil menangkap seekor ikan mas kumpay dengan berat 5 kg di Bendungan Cicinta, Desa Maja, Kecamatan Maja.

Menurut keterangan yang diperoleh dari warga setempat bernama Gepeng, ikan ini ditangkap dengan cara dijala.

“Saat ini di Sungai Cicinta lagi banyak warga yang sedang menangkap ikan, dan kabarnya Sungai Cicinta akan dikeringkan untuk sementara waktu, karena sedang dalam tahap perbaikan bendungan,” tutur Gepeng melalui akun Instagram @infomaja.

Ikan Mas Kumpay Keramat?

Menyaksikan ini, sejumlah warga setempat berkomentar di akun tersebut seolah ingin menyampaikan kekhawatiran bahwa ikan tersebut bisa jadi adalah sosok ikan yang dikeramatkan.

Pemilik akun @yulimayda berkomentar: “Awas ntar malem ada yang ke rumah.”

Kemudian komentar tersebut ditimpali oleh pemilik akun @el_nitamy: “Iya satu pemikiran.”

Sementara itu, pemilik akun @dedi_pendie90 mengatakan: “𝙻𝚎𝚐𝚎𝚗𝚍𝚊 𝚒𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚊𝚜 𝚍𝚊𝚗 𝚗𝚎𝚗𝚎2 𝚜𝚒 𝚋𝚞𝚛𝚞𝚔 𝚛𝚞𝚙𝚊”.

Terlepas dari benar tidaknya kepercayaan sebagian warga lokal Maja soal ikan mas ini, di Indonesia sendiri kepercayaan sejenis sudah bukan hal yang asing.

Berikut adalah beberapa daerah di Indonesia yang mengenal kepercayaan sosok ikan keramat dengan kisah/ mitos yang unik.

Kepercayaan Ikan Keramat di Beberapa Daerah

Kalau kita teliti lebih lanjut, kepercayaan terhadap adanya sosok ikan keramat juga dijumpai di beberapa daerah selain Banten.

Dalam pengkeramatan tersebut umumnya disertai legenda yang diyakini masyarakat setempat, serta petuah untuk tidak mengganggu atau mengambil ikan yang dikeramatkan. Jika melanggar, dipercaya akan mendatangkan malapetaka, demikian disarikan dari Warta Iktiologi.

Ikan yang pertama ialah ikan dewa atau kancera bodas (Neolissochilus soro). Ikan ini merupakan ikan keramat di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kolam pemandiannya tersebar di beberapa tempat seperti Cibulan yang sudah menjadi objek wisata.

Di Jawa Timur, ada juga ikan sengkaring. Lokasi spesifiknya di Rambut Monte, Blitar. Ikan ini juga merupakan ikan dewa yang dipercaya sebagai jelmaan prajurit.

Di Sumatera Barat, terdapat ikan larangan atau garieng (Tor douronensis) yang menghuni lubuk larangan. Penangkapan ikan ini dilarang dan jika melanggar akan dikenakan sanksi sosial.

Kembali ke Jawa, ada ikan tawes (Barbonymus gonionotus) yang dikeramatkan di Gua Ngerong, Tuban. Populasinya padat dan masyarakat tidak berani mengganggu karena diyakini akan mendatangkan malapetaka.

Di Indonesia Timur, ada ikan sidat atau morea (Anguilla marmorata) yang dikeramatkan di Tana Toraja dan Ambon. Ikan ini memiliki nilai ekonomis tinggi karena kandungan gizi yang baik seperti vitamin A dan omega. Pengunjung dapat melihat ikan ini keluar dari persembunyian dengan memberi makan telur rebus atau ikan kecil.

Sebagian besar ikan yang dikeramatkan memiliki nilai ekonomis tinggi. Adanya kearifan lokal ini sangat menguntungkan untuk upaya konservasi, mengingat populasi ikan-ikan tersebut di habitatnya sudah terancam. Kearifan lokal perlu dijaga dengan dibekali kajian ilmiah agar dapat mendukung upaya pelestariannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *